Ejakulasi Dini: Musuh Pria Usia Muda?
Salah satu masalah seksual yang sering dikeluhkan oleh pria selain disfungsi ereksi adalah ejakulasi dini. Diperkirakan 1 dari 3 laki-laki pernah mengalami masalah ini. Mayoritas laki-laki merasa malu untuk menceritakan keluhannya, padahal ejakulasi dini dapat diatasi/disembuhkan.
Ejakulasi dini di dunia
Berdasarkan data dari the USA National Health and Social Life Survey (NHSLS), prevalensi ejakulasi dini sebesar 30% (18-29 tahun), 32% (30-39 tahun), 28% (40-40 tahun), dan 55% (50-59 tahun).1 Hal ini menunjukkan bahwa ejakulasi dini cukup banyak terdapat pada laki-laki usia muda dan perubahan umur tidak begitu mempengaruhi angka prevalensinya. Di Indonesia sendiri, belum ada data jumlah laki-laki dengan keluhan ejakulasi dini yang sudah dipublikasikan.
Apa gejalanya?
Minimnya informasi mengenai ejakulasi dini, termasuk berapa waktu yang dibutuhkan dari mulai penetrasi (memasukkan penis saat berhubungan seksual) hingga ejakulasi (orgasme) untuk seorang laki-laki disebut menderita ejakulasi dini, membuat pemahaman kondisi ini di masyarakat menjadi rancu dan berakibat kurangnya jumlah laki-laki yang berkonsultasi ke dokter untuk keluhan ini. Terdapat beberapa kondisi seseorang dapat didiagnosis ejakulasi dini. Secara garis besar, ejakulasi dini adalah kondisi di mana seseorang mengalami ejakulasi lebih cepat dari yang dirinya/pasangannya inginkan saat berhubungan seksual.
Berdasarkan guideline dari the European Association of Urology (EAU) dan the International Society for Sexual Medicine (ISSM), ejakulasi dini didefinisikan sebagai gangguan fungsi seksual laki-laki dengan gejala:
•Ejakulasi yang selalu/hampir selalu terjadi dalam kurun waktu 1 menit sejak mulai penetrasi vagina (memasukkan penis ke vagina).
•Ketidakmampuan menunda ejakulasi setelah penetrasi vagina yang selalu/hampir selalu terjadi saat berhubungan seksual.
•Timbulnya konsekuensi negatif seperti perasaan stress, frustasi, hingga cenderung untuk menghindari berhubungan seksual akibat gangguan-gangguan di atas.
Ejakulasi dini dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu ejakulasi dini primer dan sekunder. Termasuk dalam ejakulasi dini primer jika masalah tersebut terjadi sepanjang waktu, sejak pertama kali melakukan hubungan seksual, dan ejakulasi dini sekunder bila muncul setelah sebelumnya tidak ada masalah ejakulasi saat berhubungan seksual.
Faktor Risiko
Penyebab pasti ejakulasi dini hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, masalah ini diduga disebabkan oleh:
•Faktor psikogenik: riwayat hubungan seksual sebelumnya yang tidak menyenangkan, riwayat kekerasan seksual, riwayat depresi, atau rasa khawatir yang berlebihan.
•Faktor organik/biologis: gangguan kadar hormon dalam tubuh, gangguan pada saraf di otak, inflamasi/peradangan saluran reproduksi, atau kelainan bawaan yang menyebabkan hipersensitivitas penis.
Apa yang bisa saya lakukan?
Jika mengalami salah satu gejala yang sudah disebutkan di atas, terdapat beberapa langkah awal yang bisa dilakukan untuk mengatasi ejakulasi dini, yaitu:
•Masturbasi 1 atau 2 jam sebelum berhubungan seksual untuk menunda ejakulasi saat berhubungan seksual dengan pasangan. Hal ini dikarenakan pada laki-laki, berbeda dengan perempuan, terdapat refractory period pasca orgasme, dimana dibutuhkan beberapa saat sebelum dapat kembali ereksi dan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai orgasme kedua biasanya lebih panjang.
•Gunakan kondom yang cukup tebal saat berhubungan seksual untuk membantu mengurangi sensasi.
•Minta pasangan untuk di posisi atas (women on top) agar mudah untuk menarik diri saat Anda akan ejakulasi
Jika cara di atas sudah Anda coba lakukan namun tidak ada perbaikan pada ejakulasi anda, konsultasi ke dokter perlu dipertimbangkan.
Bagaimana cara dokter mengatasinya?
Terdapat beberapa pilihan cara untuk mengatasi ejakulasi dini, antara lain melalui obat, latihan khusus, dan konseling. Perlu diketahui bahwa mengatasi ejakulasi dini bukanlah hal yang instan karena dibutuhkan waktu yang tidak instan untuk bisa merasakan hasil dari pengobatan maupun efek dari latihan khusus yang akan dijalani.
Pilihan obat untuk mengatasi ejakulasi dini dapat berupa obat lokal pada penis dan obat yang diminum, disesuaikan dengan resep dokter. Obat lokal, contohnya lidokain, benzokain, atau prilokain, diaplikasikan untuk mengurangi sensitivitas penis terhadap gesekan saat penetrasi.
Obat-obatan tersebut diaplikasikan dalam bentuk krim/spray pada penis 10-15 menit sebelum mulai berhubungan seksual.
Obat oral yang diberikan berupa:
• Antidepresan: escitalopram, sertralin, fluoxetin
• Tramadol (obat ini umumnya diresepkan jika antidepresan tidak efektif)
• PDE-5 inhibitor: sildenafil, tadalafil, vardenafil
Berbeda dengan pengobatan untuk disfungsi ereksi, mekanisme kerja obat-obatan di atas dalam menanggulangi ejakulasi dini masih belum dapat dijelaskan secara pasti.
Latihan khusus yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien pada penanganan ejakulasi dini dapat berupa Kegel exercise dan pause-squeeze technique. Pada prinsipnya, Kegel merupakan metode latihan yang berfungsi untuk meningkatkan kekuatan otot-otot, terutama otot dasar panggul, sehingga ejakulasi dini dapat terhindarkan. Sementara itu, pause-squeeze adalah sebuah teknik dimana dilakukan penekanan pada ujung penis saat pasangan laki-laki sudah merasa ingin ejakulasi sehingga diharapkan ejakulasi dapat ditunda dan hubungan seksual dapat dilanjutkan. Kedua metode latihan ini telah banyak digunakan dan memberikan manfaat yang luas bagi penderita ejakulasi dini.
Konseling
Metode ini akan sangat membantu mengatasi ejakulasi dini jika dikombinasikan dengan terapi obat. Konseling merupakan salah satu cara untuk meningkatkan rasa percaya diri seorang pria, terutama bagi pasien yang memiliki permasalahan psikologis sebelumnya.
Komplikasi
Perlu ditekankan lagi bahwa ejakulasi dini adalah masalah yang dapat diatasi/disembuhkan bila pasien mampu mengidentifikasi masalah ini secara dini dan berkonsultasi ke dokter bila tidak dapat diatasi melalui “pertolongan pertama”. Jika dibiarkan dan tidak segera ditangani, komplikasi yang dapat ditimbulkan terutama adalah gangguan hubungan dengan pasangan seksual.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut, ejakulasi dini merupakan permasalahan yang cukup sering ditemui oleh laki-laki di semua umur. Ejakulasi dini berkaitan dengan kondisi organik maupun psikogenik, sehingga terapi perlu disesuaikan dengan faktor risikonya. Jangan anggap remeh dan selalu berkonsultasi dengan dokter untuk permasalahan yang vital untuk hubungan seksual Anda.
Referensi
1. Laumann EO, et al. Sexual dysfunction in the united states: prevalence and predictors. JAMA. 1999; 281:5372. Saitz TR, et al. Advances in understanding and treating premature ejaculation. Nature Reviews Urology. 2015;12:629.
3. Gur S, et al. Current therapies for premature ejaculation. Drug Discovery Today. 2016;21:1147.
4. Cooper K, et al. Behavioral therapies for management of premature ejaculation: A systematic review. Sexual Medicine. 2015;3:174.
5. Serefpglu EC, et al. Premature ejaculation: Do we have effective therapy? Translational Andrology and Urology. 2013;2:45.
6. Althof SE, et al. Contemporary management of disorders of male orgasm and ejaculation. Urology. 2016;93:9.
7. Castiglione F, et al. Current pharmacological management of premature ejaculation: A systematic review and meta-analysis. European Urology. 2016;69:904.